...Dari hatilah aku menjiwai.....Dari Pikiranlah aku mengisnspirasi.....Dari Kedua tangankulah, kau kucipta.....Dari dirimulah, aku dapat berbagi...
Sabtu, 10 November 2012
Rabu, 08 Agustus 2012
Rabu, 04 Juli 2012
Minggu, 17 Juni 2012
Minggu, 03 Juni 2012
Kamis, 10 Mei 2012
Rabu, 02 Mei 2012
Jumat, 17 Februari 2012
Cerita Semasa Di Rumah
Story About History
Mengalirlah Untuk kebahagiaan, ink on paper, A4, 2012 |
Mechanical World, ink on paper, A4, 2012 |
Tied System, ink on paper, A4, 2012 |
Cerita di Balik Pena, ink on paper, A4, 2012 |
Bukan Hanya Fisik, ink on paper, A4, 2012 |
Bad Boy's, ink on paper, A4, 2012 |
Ketika Semua Ikut Bicara, ink on paper, A4, 2012 |
Yang Enjoy Aja, Yang Aku Cari, ink on paper, A4, 2012 |
Easy Going In One Cup, ink on paper, A4, 2012 |
Keretaku Telah Berhenti Lama, ink on paper, A4, 2012 |
Don't Make My Depretion, conte on paper, A4, 2012 |
Bicara Soal Dunia Kaleng Rombeng, ink on paper, A4, 2012 |
Sabtu, 11 Februari 2012
Jumat, 10 Februari 2012
Kamis, 09 Februari 2012
Rabu, 08 Februari 2012
BANGKITNYA PARA ANJING DARI TIMUR
Anjing, siapa yang tak kenal dengan binatang yang satu ini?, binatang yang paling setia terhadap tuannya yang memberinya ruang hidup, sehingga dianggap sebagai balas jasa. Sering kali ada juga manusia menilai binatang ini dianggap najis. Apa karena di hewan hingga dianggap najis, padahal mereka juga mahluk ciptaan Tuhan sama dengan kita. Bicara masalah najis, lebih najis mana jika dibandingkan dengan manusia yang berbuat hal yang lebih kejam, tak mengenal kemanusiawian?. Tanpa manusia sadari binatang ini punya rasa setia
kawan yang besar, jika dibandingkan dengan manusia yang dianggap mahluk sempurna jika dibandingkan dengan mahluk hidup ciptaan Tuhan lainnya. Bercermin dari hal ini, kita bisa menilai seberapa jauh diri kita memiliki rasa.
Tapi anjing tetaplah anjing, karenanya tak memiliki prinsip kemanusiaan. Begitulah anjing, tak pernah mempertimbangkan
salah dan benar, baik dan buruk, tak peduli norma dan etika. Untuk hal ini, sebisa mungkin kita menghindari sifat anjing. Bicara masalah anjing lebih jauh, dalam mitologi Mesir kuno ada dewa yang digambarkan dengan sosok berbadan manusia berkepalakan anjing. Anubis, begitulah orang Mesir kuno menyebutnya sebagai sosok dewa kematian.
Sunting dari google, Anubis |
Anubis dikenal sebagai Inpu, (dibaca Anupu, Ienpw, dll.). Anubis adalah putra Ra dalam mitos awal, tetapi kemudian ia dikenal sebagai anak dari Osiris dan Nephthys, dan dalam peran ini dia membantu Isis mumi ayahnya yang telah meninggal. Memang, ketika Mitos Osiris dan Isis muncul, hal itu mengatakan bahwa ketika Osiris telah meninggal, organ Osiris yang diberikan kepada Anubis sebagai hadiah.
Penemuan yang tertua menyebut Anubis pada teks piramid kerajaan tertua, di sana ia dihubungan dengan kekerasan seorang raja pada saat itu. Anubis adalah dewa untuk melindungi dari kematian dan membawa mereka ke alam baka. Dia biasanya digambarkan sebagai setengah manusia, setengah serigala, atau dalam bentuk serigala lengkap mengenakan pita dan memegang cambuk di lekuk lengannya.Para serigala itu sangat terkait dengan kuburan di Mesir kuno,tapi dengan warna daging yang membusuk dan dengan tanah hitam lembah Sungai Nil, melambangkan kelahiran kembali. istri Anubis adalah dewi disebut Anput, aspek perempuan, dan putri mereka adalah dewi Kebechet. Anubis dikaitkan dengan mumifikasi dan perlindungan dari orang mati untuk perjalanan ke akhirat.
Gambaran di atas merupakan sedikit contoh hal kecil dari penggambaran sosok anjing, masih banyak lagi kisah-kisah dari anjing seperti yang saya bahasakan dalam karya drawing
Kuasa Milik Anjing semata, Ink on Paper, A4, 2011 |
Kuasa Milik Anjing semata#2, Ink on Paper, A4, 2011
|
Penguasa telah merubah dirinya sebagai sosok anjing, tanpa mengenal belas kasihnya dan anjing itu sekarang merubah wajahnya menjadi manusia yang hanya menurut dengan apa yang dikatakan tuannya anjing, sama dengan doktrin-doktrin kapitalisme.
Gembala di Kebiri, Ink on Paper, A4, 2011 |
Pengebirian terhadap manusia layaknya seekor anjing, yang selalu menuruti apa kehendak tuannya. Penggambaran manusia tanpa memiliki mentalitas dan kepercayaan diri dalam dirinya, selalu bergantung terhadap orang lain tanpa mau berusaha sendiri.
Dog Party, mixed media on Paper, A4, 2011 |
Pesta menindas siapa yang kuat dialah yang bisa menindas yang lemah, gambar sosok perilaku orang-orang kalangan atas yang selalu menindas kalangan bawah, tanpa menyadari adanya kemanusiawian.
Doomsday, mixed media on Paper, A4, 2011 |
Inilah penggambaran sosok akhir, dimana digambarkan sosok anubis yang sudah di destruksi sebagai penguasa saat ini, membawa ke arah jurang kematian yang terjadi sebelum kehendak Tuhan. mengagungkan dirinya tanpa mengerti siapa dirinya yang sesungguhnya.
Selasa, 07 Februari 2012
Human Error System
Tubuhku Digerogoti Tubuhku, ink, marker on paper, A4, 2012 |
Aku Jadi Penjagal, ink, marker on paper, A4, 2012 |
Melebihi Hewan, ink, marker on paper, A4, 2012 |
Megasentrum mirror error, ink, marker on paper, A4, 2012 |
Tak Perlu Menyesal, ink, marker, oil pastel on paper, A4, 2012 |
Mechanical Bottom, ink on paper, A4, 2012 |
Kamuflase, ink on paper, A4, 2012 |
Senin, 06 Februari 2012
Kasaksian di atas kertas
Ketika keberadaan diriku menjadi sesak, karena situasi dan kondisi yang menekan diriku untuk selalu meneriakkan "kebebasan" dalam semua hal.
Dibawah Penekanan, Ink on paper, A4, 2011 |
Terlalu Riskan, ink on paper, A4, 2011 |
Lebih Hangat, ink on paper, A4, 2011 |
Diantara Dua Pilihan, ink on paper, A4, 2012 |
Penekanan Masa, ink on paper, A4, 2012 |
sebuah rujukan: STUCKISME
Stuckisme (stuckism) merupakan sebuah gerakan kesenian
yang terjadi di Inggris dimulai pada tahun 1999 dengan tokoh pendirinya Billy
Childish dan Charles Tompson yang tergabung dalam kelompok stuckist pertama
dengan anggota 13 orang. Gerakan seni ini muncul sebagai reaksi dari dominasi
wacana estetika dan pasar seni dari eksponen-eksponen Young British Artists
(YBA). Dominasi mereka yang begitu besar di Inggris juga didukung oleh monopoli
pasar oleh dealer seni Charles Saacthi, yang ditandai oleh tersingkirnya para
seniman lain yang berada diluar form mereka.
Gerakan ini selain mempertentangkan persoalan dominasi
YBA, monopoli Saacthi, juga menentang ideologi seni postmo dan conceptual art
yang dianggap sudah terlalu establish di Inggris. Selain itu mereka juga
menyoroti permainan-permainan kotor para kurator, serta skandal di Tate
Britain. Aksi mereka banyak mandapat sorotan publik terutama ketika mereka
membeberkan beberapa skandal yang terjadi di seni rupa kepada dewan kehormatan
seni. Dan beberapa laporan ini membongkar kebusukan-kebusukan yang terjadi
dalam institusi seni yang dilaporkan tersebut. Berita ini mendapatkan simpati
publik sehingga para stuckist semakin diterima dimasyarakat.
Penamaan stuckism diambil begitu saja dari sebuah
puisi Tracey Emin ketika mengomentari lukisan Billy Childish, pacarnya.
Stuckism berasal dari kata “stuck” yang merupakan kata yang sering diulang oleh
tracey emin dalam puisinya itu ” Your panting are stuck, …. Stuck! Stuck!
Stuck!). Anggota yang bergabung dalam kelompok stuckisme ini disebut stuckist.
Untuk menandai keberadaannya, para stuckist ini membuatan manifesto-manifesto yang intinya berisikan sikap mereka terhadap seni postmo dan conceptual art serta ketidakpercayaan mereka terhadap para kritikus seni. Manifesto pertama mereka menentang sikap anti proses dari seni postmo, pemakaian artisan, dimana seniman tidak lagi terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni. Seorang seniman bagi mereka harus terlibat langsung dalam pembuatan karyanya. Mereka menyatakan bahwa “artist who don’t paint aren’t artists “, atau kurang lebih berarti, seniman tidak terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni bukanlah seniman. Pada manifesto kedua mereka menyatakan keinginan mereka untuk menggusur seni postmo dengan paham remodernisme sebagai periode pembaharuan nilai spiritual seni, sosial dan kebudayaan.
Untuk menandai keberadaannya, para stuckist ini membuatan manifesto-manifesto yang intinya berisikan sikap mereka terhadap seni postmo dan conceptual art serta ketidakpercayaan mereka terhadap para kritikus seni. Manifesto pertama mereka menentang sikap anti proses dari seni postmo, pemakaian artisan, dimana seniman tidak lagi terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni. Seorang seniman bagi mereka harus terlibat langsung dalam pembuatan karyanya. Mereka menyatakan bahwa “artist who don’t paint aren’t artists “, atau kurang lebih berarti, seniman tidak terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni bukanlah seniman. Pada manifesto kedua mereka menyatakan keinginan mereka untuk menggusur seni postmo dengan paham remodernisme sebagai periode pembaharuan nilai spiritual seni, sosial dan kebudayaan.
Peran Stuckists dalam seni kontemporer
Dalam bukunya, ” The stuckists : The First remodernist Art
group” dinyatakan bahwa stuckists menerapkan prinsip modernisme, dan
menggunakannya untuk berkesenian dengan mempertimbangkan nilai spiritual dan
hubungannya dalam realitas sehari-hari. Semua anggota yang bergabung dalam
stuckisme mempunyai komitmen secara alami dengan hal ini.
Pada prinsipnya, peran stuckists dalam seni kontemporer adalah usaha untuk menghidupkan kembali semangat itegritas personal sebagai dasar berkesenian. Menolak kompromi dengan trend dan pemakaian machiavellian middlemen (perantara/pialang) seni.
Stuckists menolak karya seni yang dihadirkan tanpa sebuah proses yang melibatkan seniman seperti halnya seni konseptual dan seni post modern. Stuckisme membawa sebuah nuansa baru dalam berkesenian untuk mengganti wacana seni konseptual dan seni postmodern yang dianggap telah mencapai titik mapan (establish). Pemikiran stuckists lebih banyak diikuti oleh seniman muda dan siswa seni, jauh berbeda dengan seni postmo yang bekerja pada wilayah seni yang ekslusif dan umumnya didominasi oleh seniman mapan. Hal ini merupakan sebuah tanda bahwa stuckisme dibuat untuk masa depan seni kontemporer.
Pada prinsipnya, peran stuckists dalam seni kontemporer adalah usaha untuk menghidupkan kembali semangat itegritas personal sebagai dasar berkesenian. Menolak kompromi dengan trend dan pemakaian machiavellian middlemen (perantara/pialang) seni.
Stuckists menolak karya seni yang dihadirkan tanpa sebuah proses yang melibatkan seniman seperti halnya seni konseptual dan seni post modern. Stuckisme membawa sebuah nuansa baru dalam berkesenian untuk mengganti wacana seni konseptual dan seni postmodern yang dianggap telah mencapai titik mapan (establish). Pemikiran stuckists lebih banyak diikuti oleh seniman muda dan siswa seni, jauh berbeda dengan seni postmo yang bekerja pada wilayah seni yang ekslusif dan umumnya didominasi oleh seniman mapan. Hal ini merupakan sebuah tanda bahwa stuckisme dibuat untuk masa depan seni kontemporer.
Info terkait:
The Stuckists Punk Victorian
Vers.
English Language
click here:
Langganan:
Postingan (Atom)