Stuckisme (stuckism) merupakan sebuah gerakan kesenian
yang terjadi di Inggris dimulai pada tahun 1999 dengan tokoh pendirinya Billy
Childish dan Charles Tompson yang tergabung dalam kelompok stuckist pertama
dengan anggota 13 orang. Gerakan seni ini muncul sebagai reaksi dari dominasi
wacana estetika dan pasar seni dari eksponen-eksponen Young British Artists
(YBA). Dominasi mereka yang begitu besar di Inggris juga didukung oleh monopoli
pasar oleh dealer seni Charles Saacthi, yang ditandai oleh tersingkirnya para
seniman lain yang berada diluar form mereka.
Gerakan ini selain mempertentangkan persoalan dominasi
YBA, monopoli Saacthi, juga menentang ideologi seni postmo dan conceptual art
yang dianggap sudah terlalu establish di Inggris. Selain itu mereka juga
menyoroti permainan-permainan kotor para kurator, serta skandal di Tate
Britain. Aksi mereka banyak mandapat sorotan publik terutama ketika mereka
membeberkan beberapa skandal yang terjadi di seni rupa kepada dewan kehormatan
seni. Dan beberapa laporan ini membongkar kebusukan-kebusukan yang terjadi
dalam institusi seni yang dilaporkan tersebut. Berita ini mendapatkan simpati
publik sehingga para stuckist semakin diterima dimasyarakat.
Penamaan stuckism diambil begitu saja dari sebuah
puisi Tracey Emin ketika mengomentari lukisan Billy Childish, pacarnya.
Stuckism berasal dari kata “stuck” yang merupakan kata yang sering diulang oleh
tracey emin dalam puisinya itu ” Your panting are stuck, …. Stuck! Stuck!
Stuck!). Anggota yang bergabung dalam kelompok stuckisme ini disebut stuckist.
Untuk menandai keberadaannya, para stuckist ini membuatan manifesto-manifesto
yang intinya berisikan sikap mereka terhadap seni postmo dan conceptual art
serta ketidakpercayaan mereka terhadap para kritikus seni. Manifesto pertama
mereka menentang sikap anti proses dari seni postmo, pemakaian artisan, dimana
seniman tidak lagi terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni. Seorang
seniman bagi mereka harus terlibat langsung dalam pembuatan karyanya. Mereka
menyatakan bahwa “artist who don’t paint aren’t artists “, atau kurang lebih
berarti, seniman tidak terlibat secara fisik dalam pembuatan karya seni
bukanlah seniman. Pada manifesto kedua mereka menyatakan keinginan mereka untuk
menggusur seni postmo dengan paham remodernisme sebagai periode pembaharuan
nilai spiritual seni, sosial dan kebudayaan.
Peran Stuckists dalam seni kontemporer
Dalam bukunya, ” The stuckists : The First remodernist Art
group” dinyatakan bahwa stuckists menerapkan prinsip modernisme, dan
menggunakannya untuk berkesenian dengan mempertimbangkan nilai spiritual dan
hubungannya dalam realitas sehari-hari. Semua anggota yang bergabung dalam
stuckisme mempunyai komitmen secara alami dengan hal ini.
Pada prinsipnya, peran stuckists dalam seni kontemporer adalah usaha untuk
menghidupkan kembali semangat itegritas personal sebagai dasar berkesenian.
Menolak kompromi dengan trend dan pemakaian machiavellian middlemen
(perantara/pialang) seni.
Stuckists menolak karya seni yang dihadirkan tanpa sebuah proses yang
melibatkan seniman seperti halnya seni konseptual dan seni post modern.
Stuckisme membawa sebuah nuansa baru dalam berkesenian untuk mengganti wacana
seni konseptual dan seni postmodern yang dianggap telah mencapai titik mapan
(establish). Pemikiran stuckists lebih banyak diikuti oleh seniman muda dan
siswa seni, jauh berbeda dengan seni postmo yang bekerja pada wilayah seni yang
ekslusif dan umumnya didominasi oleh seniman mapan. Hal ini merupakan sebuah
tanda bahwa stuckisme dibuat untuk masa depan seni kontemporer.
Info terkait:
The Stuckists Punk Victorian
Vers.
English Language
click here: